Full width home advertisement

OPINI ACAK

JENAKA POS

Post Page Advertisement [Top]

“Walikota Maya: Kota Wisata Mimpi”

Setelah kebijakan dunia mimpi dan dunia nyata dijalankan bersama, kabar aneh ini menyebar sampai ke luar negeri: “Di Kota Maya, kamu bisa liburan di mimpi dan bangun dengan oleh-oleh sungguhan.”

Akhirnya, turis berdatangan. Ada yang ingin mencoba naik bus awan ke pantai, ada yang ingin memancing ikan terbang, bahkan ada yang datang hanya untuk tidur di taman kota demi masuk “TPS mimpi” yang legendaris.

Paket Wisata Resmi diluncurkan:

Tidur 2 Malam – 3 Hari (versi mimpi, realitasnya cuma tidur siang panjang)

Tur Pasar Pelangi dengan pemandu khusus yang bisa berbicara sambil tidur.

Safari Rapat Bulan Purnama bersama Walikota Mimpi, di mana semua peserta rapat berubah jadi hewan sesuai mood.

Awalnya semua berjalan lancar, sampai suatu hari… ada turis yang tidak mau bangun lagi.
Seorang pria asal Eropa berkata,

 “Di sini saya bisa terbang, makan donat tanpa gemuk, dan rapat sama naga. Untuk apa kembali ke dunia nyata?”

Masalah ini merepotkan. Ibu Siti harus membuat Satgas Kebangkitan Nasional—tim yang tugasnya membangunkan orang-orang yang terlalu betah di mimpi. Tim ini terdiri dari tukang sate (aroma sate bisa bikin orang terbangun), anak-anak kecil (karena teriakannya menembus dimensi), dan seekor kambing yang suka mengendus orang tidur.

Pak Darmo, sebaliknya, menganggap itu bukan masalah.

 “Kalau turis mau tinggal selamanya di mimpi, itu artinya mereka cinta Kota Maya. Kita bisa pajaki mimpi mereka.”

Namun masalah makin rumit ketika beberapa turis membawa “oleh-oleh mimpi” ke dunia nyata: bunga yang mengeluarkan musik, kucing yang bisa berbicara, dan batu yang setiap disentuh membuat orang ketawa tanpa henti.

Barang-barang ini membuat Kota Maya semakin terkenal, tapi juga semakin kacau. Lalu lintas terhenti karena ada kucing yang sibuk wawancara wartawan, dan pasar macet karena bunga musik tak henti-henti menyanyikan lagu dangdut.

Akhirnya, Ibu Siti membuat peraturan baru:

1. Turis wajib bangun minimal sekali sehari untuk verifikasi paspor.

2. Semua oleh-oleh mimpi harus disimpan di Museum Fantasi Kota Maya.

3. Pajak mimpi resmi diberlakukan—dibayar dengan cerita lucu yang dikumpulkan setiap malam.

Kota Maya pun berkembang pesat. Tapi di sudut hatinya, Ibu Siti tahu… jika dunia nyata dan mimpi terus bercampur, cepat atau lambat mereka akan kehilangan batas.

Dan saat itu tiba, siapa yang akan memimpin? Walikota Nyata… atau Walikota Mimpi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]