Full width home advertisement

OPINI ACAK

JENAKA POS

Post Page Advertisement [Top]



Tak seperti biasa perjalanan Palopo – Tomoni hanya kutempuh 2 – 3 jam berkendara dengan motor, namun kini perjalanan itu terasa amat melelahkan kini ku tempuh 4 – 5 jam. Bagaimana tidak, sejak meninggalkan F10 (Blok Rumah di BTN Merdeka) gerimis mengantar hingga ke Walenrang, sepanjang walenrang hingga tomoni Hujan deras menghampiri, inilah penghambat laju kuda besiku untuk segera tiba diTomoni.

Cahaya Petir seakan melintas dan menyambar pohon yang kulalui, kalimat Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi dilanjut Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah menemani perjalanan hingga kembali harus berteduh di perbatasan kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur. Dingin menembus dada teras hingga tulang.

Setiap tetesan hujan dari langit membasahi selalu saja terlintas tentang Perempuan yang menungguku tiba dihadapannya tanpa kurang satu apapun, perjalananku tersisah 40 Km, namun perjalanan itu masih terasa panjang, hujan dan petir tak kunjung redah.
Perempuan itu adalah alasan untuk segera Tiba, dia ada disetiap rintik Hujan yang menemaniku hingga Raganya benar tepat ada dihadapanku. 


Beberapa kali berteduh untuk menghindari hujan semakin deras. Ah, sepertinya hujan ini tak menunjukkan I’tikad akan redah (gumam dalam hati), lanjut menjadi solusi, benar tiba di masamba hujan tak redah-redah bahkan semakin deras. Kulanjutkan perjalanan ke Tomoni untuk menemui sang kekasih yang tiba 3 jam lalu menggunakan mobil sewa, setiap kali singgah berteduh ku kirim pesan singkat untuk memberikan kabar bahwa Suamimu baik saja.

Tangannya lembut mengulurkan handuk untuk membasuh sisah Hujan dikepala, segelas air hangat guna menghangatkan tubuh, sesekali suaranya parau menawarkan kembali air hangat ditangannya.

Tomoni, 5 Juni 2017

Isnul Ar Ridha





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]